Curahan hati seseorang yang di tinggalkan
Ternyata
fita bukan lagi anak FMIPA yang ku kenal.
Andai
tadi sore aku tidak bertanya tentang story whatsapp yang ia buat pasti
hati ini tidak akan segemetar ini sekarang. Bukan, bukan karena UIN Syarif
Hidayatullah, tapi dia yang terlalu tega kenapa dia ga kasih tau dari awal kalo
dia mau pindah, dan kasih tau kalau kita ga sekampus lagi. Atau buat lelucon
ngajak aku ikut ke UIN misalnya, karena kalau boleh jujur UIN itu kampus yang
aku tuju dulu. Ah ga perlu lah aku buka-buka keinginan ku, lagi pula aku sudah
semester 3 sekarang.
Jadi
hari ini tepatnya tanggal 20 juli, ceritanya fita buat story whatsapp (foto
berkas gitu yang tertera di map bertuliskan UIN Syarif Hidayatullah) ah kalo
sudah menyangkut UIN memang aku akan bahas, langsung aja aku balas storynya.
“Kampusku”
ujarku dengan kekagetan.
Lanjut
dong aku tanyakan dia ngapain kesana, dan dia ga jujur dia cuman bilang “ngapain
yaa” langsung aja aku tembak pernyataan begini “nyari jodoh eaa” seperti biasa
aku dan fita memang selalu menyerempet perihal jodoh kalau cerita. Tapi tiba-tiba
keadaan berubah, dia memberikan aku pertanyaan yang berhasil membuat hatiku
yang sudah lama tidak merasakan getir sekarang aku rasa lagi, pertanyaan yang
buat hatiku gemetar sekali. Dia tanya “gita, kalo fita pindah kampus gimana?”
Fit
mana bisa aku jawab gimana, walaupun aku bukan teman dekat kamu, tetapi aku
bingung mau jawab apa. “hahh? Itu doang fit yang bisa aku jawab”. Kamu memang
selalu lucu fit, lagi kaget begini kamu malah jawab “wkwkwk bau atuh”. Iya fita
memang seperti itu, selalu saja mencairkan suasana. Tapi aku bingung aku lagi
tidak sedang mencair, melainkan bagaikan bongkahan es yang sedang di hancurkan oleh
penjual es, dingin dan sakit sekali. Belum ada jawaban apapun dari fita. Aku bingung
kenapa aku selalu jadi orang yang kebingungan, bingung apakah fita memberikan
pertanyaan atau pernyataan, tapi kalo pernyataan kenapa ada kata ‘gimana’ dan
juga kenapa ada tanda tanya? Kenapa kamu ga langsung ngomong aja, sejujurnya
aku lebih suka to the point walaupun kadang pointnya yang ga tepat dan
menyakitkan. Ah tapi daripada berlama-lama mending aku tanya lagi “FITA PINDAH
KE UIN?”. Dia hanya menjawab “pindah ga yaa”. Huh menyebalkan sekali dia, aku
lama-lama dibuat mati penasaran deh. Tapi tunggu, aku belum ingin mati tanpa
dapat jawaban yang pasti.
Fita
jangan jadi perempuan misterius aku ga suka sesuatu yang misterius, aku suka
mistis aja, misterius tapi romantis. Ah apa-apaan ini malah bahas yang tidak
penting.
Lalu
tiba-tiba fita mengirimkan foto yang hanya setengah bahkan tidak sampai setengah,
ternyata hanya sedikit kluenya yang buat aku bingung, ah lagi-lagi aku kebingungan, tapi
yang jelas tertera logo UIN Syarif Hidayatullah dan ada kata yang bertuliskan ‘Daftar Ulang Calon Mahasiswa’.
Apa-apaan
ini?! aku tidak marah karena kamu mengambil keinginanku, tidak fit, aku selalu
mengikhlaskan agar aku selalu menerima ketetapan terbaik yang Allah kasih
contohnya aku tidak berkuliah di UIN melainkan Allah kasih yang menurut-Nya
baik, ya UNJ kampus hijau yang buat aku ketemu kamu, fit.
Aku
hanya menjawab “SERIUSS BGT?” tapi kamu malah ngasih emot cium, aku tidak ingin
dirayu. (teman-teman dia perempuan aneh loh, dia menyebut dirinya gantenkk, mungkin
itu lah dinamika kepribadian yang menurut Carl G jung dinamakan Animus dia pandai merayu seperti ada
sifat pria yang hadir dalam ketidak-sadaran kolektif wanita).
Disitu
aku kaget banget, memang sih sudah kaget dan penasaran dari awal, langsung saja
aku berikan beberapa pertanyaan “ih kok ga ngasih tau? Jurusan apa? Masuk jalur
apa? Kenapa ga cerita?” fit aku tau, aku bukan teman dekat kamu, kita bukan
sahabat yang seperti kebanyakan orang memamerkan sahabatnya di sosial media. Tapi
kenapa pas tau kamu ga cerita ke aku tentang kepindahanmu aku kesal sekali
rasanya. Itu sangat penting fit secara menyangkut UIN dan teman yang walaupun
kita tidak terlalu dekat tapi aku klop banget sama kamu. Aku cukup punya alasan
yang kuat bukan untuk kesal?
Fita
malah bilang maaf, dan lanjut bercerita yang membuat aku sadar ini bukan
kesalahan dia. Dia seharusnya ga perlu minta maaf, ini pilihan dia. Semua udah
di atur fita, dan di dukung oleh semesta. Ada suatu dilema yang melanda kamu
ternyata, kamu bilang kalau kamu ga kuat di Fisika, ah mana mungkin, aku ga percaya
itu fit. Kamu kan punya mata empat, itu kan ciri-ciri anak pintar fit, dan
memang gitu kan? Kamu inget ga sih waktu kita udah agak kenal, ituloh
detik-detik mau Ospek, kita saling tanya jurusan dan ketika kamu bilang kamu
anak fisika aku langsung percaya karena kamu pakai kacamata. Fit kamu kenapa
merendah, mana mungkin kalau kamu bukan anak pintar begitu kamu bisa masuk
keluar seenaknya dari universitas. Yang mana banyak anak yang pengen di posisi
kamu saling berebut masuk universitas negeri.
Fita sebenarnya aku
bingung kenapa aku mengawali cerita ini sangat menyedihkan, kenapa ga aku
ceritakan pertemuan kita, pertemanan yang tidak lebay tetapi ketika kita dipisahkan
aku malah menyesal tidak dekat sama kamu fit.
Pertama kali aku bingung
tepatnya gimana kita bisa kenal. Ah, semesta memang selalu punya caranya untuk
menghadirkan dan memisahkan sesuatu, contohnya kamu. Jujur aja aku lupa bagian
awal kita ketemu, tidak ada yang spesial, hanya saja akhir-akhir ini kita receh
sekali disebabkan acara bidikmisi itu, ya fit, acara yang buat aku dan kamu
memiliki peran yang sama, sebagai ME-ME (sebutan orang bali untuk memanggil ibu).
Sepertinya aku tidak perlu cerita panjang lebar tentang acara itu. Karna bukan disini partnya, ada di tempat berbeda.
Fit aku memang perempuan penuh
kebingungan, dari awal banyak sekali kata bingung, aku bingung kenapa kamu bisa
jadi seseorang yang bisa ngebulatin keputusan ini? Kamu ga kasih tau ke
siapa-siapa karena kamu bukan aku, kamu bukan perempuan kebingungan, kamu takut
kalau ada yang tau tentang keputusan kamu, malah bikin kamu bingung, intinya
gitu kan fit? Bingung hanya untuk orang-orang yang bingung ngambil keputusan. Iya
kan fit? Tapi kenapa kamu ninggalin aku, gita. Nama kita layaknya anak kembar
yang beda satu langkah huruf doang, kenapa:( (sepertinya
di part ini aku akan banyak mengeluarkan emot). Fit nanti kalau ada acara bidikmisi
dari kampus kita lagi aku sama siapa? Nanti kalau aku ketemu lelaki yang buat
aku receh gini, terus aku mau cerita tentang dia sama siapa☹ fita walaupun kita ga deket, kamu fisika
aku bk tapi fita doang yang ngerti aku☹
fita teman pertama kali di UNJ pas gita bingung harus apa di UNJ☹ kita verifikasi bidikmisi bareng kan?
(atau aku lupa tepatnya itu ngapain), pertama kali temenan yang klop di UNJ
cuman sama fita. kenapa segemetar ini fit? Kenapa☹
sedih fit, tapi buat apa, mana mungkin aku ga bisa berusaha bahagia karna itu
pilihan fita, itu yang buat fita seneng kan?
Padahal kalau aja fita ga
pindah, aku bakal temenin dia ikut UKM kepenulisan di kampus, apa itu ya
tujuannya juga? Fita kan suka literasi makanya dia sekarang pilih pendidikan Bahasa
Indonesia di UIN. Tapi bukan itu alasan fita pindah, dia selalu merendah. Alasan
klasik hanya karna susah mengikuti materi perkuliahan di jurusan fisika.
Ah tapi kamu bukan
perempuan bingung yang tidak bisa mengambil dan memilih keputusan. Andai aja
aku bukan perempuan bingung:’)
Fita aku cuma mau pesan,
semangat ya kuliahnya nanti, di kampus baru mu, jangan merendah melulu.
Terima kasih sudah memunculkan
ide untuk ku agar aku menulis dan mengisi kekosongan blog-ku, yang pasti kamu
ingat, aku buat blog karna ada tugas MPA (Masa Pengenalan Akademik) tugas buat
essai waktu kita Ospek di UNJ ituloh:”)
True story from wanita
kebingungan,
Untuk fitamorgana yang punya
mata empat.
ya Allah, wkwkkw, jadi cedih akoh :((
BalasHapushaloo fita, wkwkk, jangan sedih, bahagyaa saja:))
Hapus